Pink-Cream Part 2
Kisah ini bercerita tentang sosok Melati yang berhasil menyoret beberapa impian yang ada dalam daftar impiannya.
Bermula dari info yang menyebar di grup-grup online, baik itu wa, line, dsb.
"Lomba Essay Matematika"
Wah wah, Matematika nih, jurusannya. Tumben ada lomba essay yang khusus mengangkat topik seputar ilmu eksak itu. Hmm... Leh uga, kemudian ia bintangi info itu.
Waktu terus berjalan, bukan maksud mengabaikan, dalam setiap aktivitasnya, ia berusaha menggali ide untuk mencoba sesuatu yang baru itu, iya, ikut lomba essay. Itu hal baru bagi Melati, saat itu.
Bahkan, ketika sudah memasuki menit-menit kritis di kuliah (ngantuk dan ga nyambung dg materi yang disampaikan Dosen), Melati memilih membuka lembaran kosong untuk kemudian membuat kerangka idenya. Lumayan juga, drpd tidur, pikirnya.
Tidak cukup sekali ia seperti itu (Duh). Hingga sampai pada kuliah yang ia rasa sangat mendukung ide dia, la wong dapat idenya juga di kuliah ini. Mata kuliahnya Pemrograman Linear. Yaps, setelah kuliah selesai, ia buru-buru menghampiri Sang Dosen. Kemudian berkonsultasi ringan. Ga banyak yang didiskusikan, tapi itu cukup menambah kepercayaan diri Melati untuk maju dalam kompetisi nasional yang ia agendakan.
Waktu terus berlanjut, hingga sampai pada hari 'DEADLINE'. Oh No!! Otoke? Melati belum selesai euyy (ini kenapa dari Inggris-Korea-nyampe ke Sunda???)
Hari itu, ia agendakan setelah selesai kuliah untuk merampungkan essaynya.
Mencari spot yang enak untuk menulis, eh mengetik.
Nemu tempat enak, eh ga da colokan, percuma, huft.
Kemudian ia cari dan cari lagi, (mencari spot ini lebih mudah kok daripada mencari kepastianmu #eaa)
Hingga akhir nya, ia 'ngglongsor' alias lesehan di depan laboratory fakultas lain, bodo amat deh yang penting ada colokan, saking paniknya.
Udah tinggal melengkapi kan essaynya? Boro2, pendahuluan aja belomm, wkwk.
Tapi alhamdulillah 'draft' hasil coret2 selama kuliah sangattt membantu. Alurnya itu lho, bikin sistematis.
Lanjut, dia nyamankan posisi duduknya,
Bismillah.. Ia mulai menggerakkan jemarinya. #Life must go on!!
Yuhuu.. Ngalir aja, ngalirr, kayak air ngalir, entahlah, hehe.
Nekad si ya, iya, dia nekad abis euy.
"Nekad itu perlu, dengan nekad artinya kita berani melewati tantangan yang ada, tantangan untuk keluar dari zona nyaman"
Zona nyaman? Iya, buat apa coba capek2 mikir essay, idenya, sistematikanya, dan lain2nya, padahal bisa aja kita tinggal duduk manis main hp, nonton tv, atau tidur siang, bahkan hang out keluar ke mall gitu? Ya ini namanya berani keluar dari zona nyaman, kamu berani mencoba hal baru yang kamu tau ini pasti bermanfaat, worth it lah, tapi ya ada pengorbanan sebelumnya, ya elah bukan pengorbanan yang mellow2 beud itu kok, sekedar mengalokasikan waktu mu pada hal yang jauh lebih produktif dari hanya sekedar kongkow2 ga jelas. Isn't it?
Lanjut...
Sekitar sejam awal, doi ngerjain suatu tugas negara yang sama-sama berkutat dengan tulisan. Next, dia mulai berkarya untuk lomba essay matematikanya.
Fiuhh.. Detik-detik menegangkan, dia butuh koneksi internet, dan tau sendiri kan? Saat itu, koneksi WiFi kampus kumat2'an. Woahhhh, deg2'an? Iya! Because She must send her essay via pos. Not only online, but also offline.
Ini lebih menegangkan dari naik tornado/histeria di dufan, tapi sepertinya ga SeMenegangkan pas akad nikah kita nanti, #haha *Peace* (ngomong sama siapa? 😅 )
Alhamdulillah wa syukurillah...selesai juga itu essay, sent!
Lari lah Melati ke bagian kampus yang ada tukang posnya. Haha, entahlah, waktu itu udah telat klo yang one day service, sedangkan harus dikirim satu hari biar nyampenya tepat waktu. Pasrahlah, yang penting dikirim, pikirnya.
"Kadang nekad yang cuek juga dibutuhkan, setidaknya kita udah ikhtiar semaksimal yang kita bisa, and minta sama Allah Yang Maha Segalanya."
Itu lebih menentramkan. Trust me! It's work! (kayak Iklan)
Udah selesai itu, ya udah, ternyata terlewati juga menit2 yang hectic itu. Alhamdulillah...
Waktu terus berjalan, Melati menjalani hari dengan senyuman, kisah manis ? ADA. Tapi ga diceritain di sini, ceritain klo udah halal ya? #SertifikasiDuluGih 💕
Next, seperti biasa, dia buka grup UKM Keilmiahan tercintanya, kok ada yang menyebut namanya? Hmm, penasaran.
Saat itu ia hendak memulai rapat mingguan suatu organisasi social, organisasi ini membuat Melati bisa menyalurkan hobinya mengajar anak-anak. Bercengkerama dengan mereka selalu membahagiakan, mewarnai hari-harinya, Melati suka itu.
Ternyata, yang posting pengumuman finalis itu adek tingkatnya, adek itu lolos, dan ada anggota grup yang menimpali dengan mengatakan bahwa Ka Melati juga lolos bahkan di urutan pertama. Alhamdulillah..
Melati tersenyum.
Ada yang terlewat guys.
Jadi, sewaktu selesai mengetik di depan laboratory itu. Melati berdoa,
Ya Allah, bilamana hamba bisa masuk 3 Besar dalam lomba ini, maka loloskanlah hamba ya Allah (masuk 10 Besar utk berangkat ke tempat lomba) , tapi bilamana tidak masuk 3 besar, ga usah lolos final juga ga papa ya Allah, jauh soalnya. Hehe, terima kasih ya Allah, I Love You.
What do you think?
Ini polos apa lurik2 ya? Kebangetan itu doanya, maksa buat masuk 3 besar, klo ga masuk 3 besar, dia milih ga masuk final, intinya dia ga mau capek2 ke pulau seberang klo pada akhirnya ga bawa piala pas pulang, etdah.. wkwk.
Dan Melati tersenyum ketika ia tau ia masuk final. Karena ia yakin ia pasti masuk 3 besar. (Hmmm leh uga)
Jarak pengumuman dengan final ga jauh, sedemikian ssehingga ia pake tabungan sendiri dulu buat berangkat ke sana. Proposal udah masuk, alhamdulillah, bantuan adek tingkatnya sangat membantu. Mereka bekerjasama untuk mengurus proposal tsb.
Yeayy...
Melati memilih naik Damri dan Kapal utk menuju ke sana, dan dia berpikir klo nanti menang, baru pulangnya ia naik pesawat, kan hadiahnya InsyaAllah cukup untuk beli tiket pesawat, batinnya.
Seru euy, damrinya jauh lebih nyaman ketimbang bus yang biasa ia naiki klo pulkam. Selimut, bantal, colokan, hmmm nyaman guys.
Sampai di kapal, ia harus turun untuk kemudian naik ke bagian atas kapal, berkumpul dengan penumpang lainnya. Suasana malam di tengah laut (selat kali), lumayan dinginnnn, untung masih ada space di tengah. Tak terasa, sampailah mereka di pulau tujuan, berpindah lagi ke dalam Damri.
Hingga sampai ke depan sebuah universitas. Mereka dijemput oleh panitia. Sebenarnya panitia tidak menyediakan penginapan gratis utk finalis. Tapi khusus utk Melati dan adeknya, mereka dipersilakan menginap di rumah salah satu LO nya. Rumahnya mewah. Alhamdulillah.. Rezeki anak shalihah, aamiin.
"Gimana ka? Udah selesai ppt nya?" Tanya sang adek.
"Wkwk, belom dek, terakhir kaka ngerjain di bus", jawab Melati sambil nyengir.
Tapi Melati tetap berjuang, memberikan yang terbaik yang ia bisa lakukan hari itu (pembelaan).
Esoknya, mereka memasuki aula untuk Pembukaan Acara Besar itu.
Kemudian masuk ke ruangan isolasi finalis. Hasil random menggunakan sebuah 'aplikasi Matematika',tak dinyana, nama Melati di urutan pertama, udah latihan? Boro2, ya sudahlah, latihan depan juri deh, kata Melati tanpa rasa bersalah yang amat sangat, hee.
Sebelum memasuki ruangan, ia menanyakan seluruh nama juri beserta gelarnya kepada salah satu LO yang sudah ia kenal sedari dulu sebelum sampai di universitas ini (online chatting dong, tenang, akhwat kok)
Bismillah..
Melati dengan pelan memegang gagang pintu ruangan tempat dimana finalis mempresentasikan karyanya, dan...
(Bersambung di Part 3 ya)
_Coba aja, selama itu ga dosa,
Let's try, and you'll find something that make you smile, like you_
Comments
Post a Comment