Cerpen Motivasi :)

Mimpi Rinci dan Kini Terbukti

            Sore itu Ana sangat bahagia, ia pun berlari menuju rumahnya yang tinggal beberapa meter lagi dari jalan utama di kampungnya. Ana sangat bersemangat ketika membawa sebuah poster besar yang  baru ia beli di pasar tiban. Poster itu yang selama ini dia cari-cari untuk dia tempel di dinding kayu kamarnya. Walaupun sebenarnya gambar Negara Kanada dengan pohon maple di poster  itu sudah lama tersimpan di memori otaknya. Yaps… ini salah satu dari mimpi nya. Ada ratusan target yang telah ia tulis di lembaran-lembaran kertas di buku diary nya. Ratusan impian yang satu per satu terwujud ditandai dengan adanya coretan pada kalimat impian itu beserta ucapan syukur Alhamdulillah.
            Mimpi untuk bisa menginjakkan kaki di Kanada, duduk di bawah pohon maple dan mengambil daun maple yang berguguran. Betapa mimpi itu ia nantikan dan selalu ia usahakan dari dulu. Salah satu tokoh bernama Danang Ambar Prabowo, salah satu alumni IPB yang banyak mengubah hidup Ana. Beliau lah yang menginspirasi Ana untuk menulis target-target dalam hidupnya, untuk berani bermimpi, berani bercita-cita setinggi langit. Ana pun percaya kalaupun ia jatuh, ia akan jatuh di bintang-bintang di langit itu. Ia tak akan jatuh terperosok ke dalam jurang yang paling dalam karena terlalu tinggi bermimpi. Ana yakin dan percaya mimpi-mimpinya pasti akan terwujud. Ia yakin itu.
            Ana, seorang remaja yang baru saja lulus sekolah menengah atas di daerah Jawa Tengah ini mempunyai tekad yang kuat. Ia benar-benar menyusun segala strategi untuk misinya mewujudkan ratusan target yang telah ia tulis. Terbukti dengan targetnya yang hampir 98,9 % tercapai sesuai dengan apa yang ia tulis. Contohnya, targetnya yang ke 152: Mendapat nilai Ulangan harian I Fisika Bab Momentum dan Impuls 100, maka ia pun mendapat nilai 98, dan target ke 167 mendapat nilai Ulangan Tengah Semester Fisika 100, ia mendapat nilai 100. Ana membuktikan kekuatan mimpi, dikombinasikan dengan usaha serta doa. Ia tau apa yang harus ia lakukan untuk mencapai mimpi-mimpinya. Tentunya bukan dengan bermalas-malasan, bukan dengan diam tanpa tindakan, Ana percaya semua mimpi itu bisa menjadi kenyataan jika kita punya keberanian untuk mewujudkannya. Nah, itu prinsipnya.
            Bermula dari mimpi, berpadu dengan rumus 3B (berusaha,berdoa,beramal), dia hadapi segala rintangan, saat ia jatuh karena ada batu yang menghalanginya, ia pun bangkit dan meloncat lebih tinggi berpijak pada  batu yang tadi membuatnya jatuh. Ketika dia kehilangan sesuatu miliknya, ia pun berkata “Allah hanya ingin membuka tangan ku dan akan menggantikan apa yang sudah di ambil dengan sesuatu yang jauh lebih baik.” Itulah Ana, sosok yang optimis, permberani, pantang menyerah, punya keyakinan dan kepercayaan diri yang tinggi.
            Kembali ke poster. Nah… Ana pun menempel poster kebanggaannya itu di dinding kamar yang bisa ia lihat ketika ia mau tidur maupun bangun tidur. Poster itu berdampingan dengan sebuah brosur perguruan tinggi yang ia dapatkan waktu ia mengikuti sosialisasi perguruan tinggi ternama di Indonesia itu. “Institut Pertanian Bogor”, tulisan itu terpampang jelas di brosur biru itu. Kampus Impian… itulah dua kata yang membuat Ana selalu bersemangat untuk belajar, untuk berprestasi di sekolahnya. Ia ingin diterima melalui jalur undangan di kampus terbaik itu. Ana yakin, IPB merupakan perguruan tinggi favorit, perguruan tinggi yang terbaik, dan tentunya Ana percaya semua target-target nya bisa tertuntaskan dengan kuliah di IPB. Betapa IPB memiliki berbagai kelebihan dibanding perguruan tinggi lain.
            Salah satunya perguruan tinggi yang memiliki banyak beasiswa untuk mahasiswanya. Yaps… Ana mempunyai target untuk bisa kuliah tanpa membebani orang tuanya. Ana yakin dia bisa mewujudkan itu di IPB. Sekaligus Ana yakin bisa ke Kanada dengan kuliah di kampus IPB tercinta ini.
            Ana berusaha dengan keras, belajar dengan giat, dan ia pun berhasil lolos SNMPTN Matematika IPB. Betapa bahagianya Ana. Keluarganya pun bangga. Selain itu, targetnya pun tercapai, Ana lolos beasiswa bidik misi IPB. Ucapan syukur Alhamdulillah berkali-kali ia ucapkan. Ia menelpon ibunya dengan tetesan air mata di pipinya. Ana terharu dengan ribuan nikmat yang selama ini selalu Allah berikan untuknya.
            Ana benar-benar bersemangat. Ia memulai langkah yang semakin mantap di IPB. Ia bertekad menjadi mahasiswa berprestasi di IPB sekaligus di tingkat nasional untuk mengharumkan Bogor Agricultural University. Target-target nya pun semakin banyak, diikuti bertambahnya coretan ketuntasan target-target itu.
            Siang itu, Ana tiba-tiba berteriak ketika membaca tulisan di papan pengumuman di gedung departemen matematika yang tidak lain tempatnya menuntut ilmu. “Beasiswa IELSP telah dibuka!” itulah rentetan kalimat yang membuat Ana seperti memenangkan undian hadiah mobil Honda Jazz warna Silver, terdengar sedikit lebay ya kata-katanya. Yah memang seperti itu lah ekspresi Ana. Ia begitu senang, sangat senang, ia menulis segala macam persyaratan beasiswa itu di buku catatan kecil yang selalu ia bawa kemanapun. Buku catatan itu bak asisten pribadi Ana yang selalu mengingatkan agenda Ana secara rutinnya.
            Yaps… beasiswa IELSP (Indonesia English Language Study Program) merupakan beasiswa yang diperuntukkan bagi mahasiswa yang ingin mempelajari Bahasa Inggris di luar negeri selama dua bulan gratis. Melalui beasiswa inilah Ana yakin bisa ke Kanada gratis, Ana bisa merasakan betapa indahnya musim gugur di sana.
            Tak menunggu waktu lama, segala macam persyaratan segera Ana selesaikan dengan sebaik-baiknya. Dia begitu yakin akan lolos IELSP. Tahap pertama berupa seleksi berkas pun berjalan lancar. Selanjutnya Ana harus mempersiapkan untuk tahap wawancara. Ana sempat minder karena ia takut bahasa inggrisnya yang pas-pasan membuatnya gagal melewati tahap ini, mengingat tahap wawancara ini diharuskan menggunakan Bahasa Inggris. Namun bukan Ana jika ia tak berusaha dan pantang menyerah.
Sore itu, di Bogor hujan deras. Tetapi Ana terus berjalan melewati gang kecil itu, ia menuju sebuah kontrakan yang letaknya cukup jauh dari Asrama A4 IPB. Ana ingin berguru pada salah satu mahasiswa IPB yang biasa ia panggil Mbak Tati. Mbak Tati ini terkenal dengan bahasa inggrisnya yang luar biasa, terbukti dengan sertifikat lolos TOEFL nya dengan skore 630. Nah… Ana berlatih pada Mbak Tati ini. Sambil menunggu waktu wawancara tiba, Ana terus belajar dan berlatih pda Mbak Tati.
            Tibalah waktu tahap wawancara IELSP, Ana menjawab pertanyaan dengan lancar, ia yakin ia pasti lolos. Tak lupa ia pun berdoa dengan bersungguh-sungguh, ia menelpon orang tuanya untuk meminta doa mereka. Rumus 3B tetap ia lakukan dengan istiqomah. Sembari menunggu pengumuman beasiswa IELSP tersebut Ana tetap melakukan kegiatannya seperti biasa.
            Ketika itu Ana pergi ke toko buku, untuk sampai di toko buku itu Ana harus naik angkutan umum dua kali. Hingga akhirnya ia sampai, Ana pun menemukan buku yang ia cari, ia pun ingat bahwa temannya juga ingin membeli buku seperti yang Ana beli dan temannya itu pun bilang mau titip jika Ana jadi membeli buku itu. Ana pun berniat mengirim sms ke temannya itu untuk memastikan temannya jadi membeli atau tidak. Namun, Ana tak kunjung menemukan handphone di tasnya. Sampai-sampai ia membongkar seluruh isi tasnya itu. Ana kaget, hp yg ia beli dengan uang hadiah dari memenangkan lomba menulis essay hilang. Ia pun tertunduk lesu di tengah rak-rak buku di toko buku itu. Tiba-tiba seperti ada sesuatu dari dalam hati yang bergejolak, Ana pun spontan berkata “Allah hanya ingin membuka tangan ku dan akan menggantikan apa yang sudah di ambil dengan sesuatu yang jauh lebih baik.”
            Seketika itu Ana bangkit dari sedihnya, ia mengucap syukur karena ia yakin Allah sayang padanya. Ia pulang dengan hati yang tak henti nya berdzikir kepada Allah SWT.
            Keesokan harinya, Ana masuk kuliah seperti biasanya. Langkah Ana terhenti ketika matanya melihat namanya terpampang jelas di papan pengumuman. SELAMAT KEPADA ANA FN ATAS KEMENANGANNYA DALAM LKTI NASIONAL. Spontan Ana langsung sujud syukur, ucapan syukur tak henti-hetinya ia ucapkan. Ia pun mendapat hadiah utama berupa smartphone terbaru. Betapa Allah Maha Segalanya, Ana bahagia sekali. Apa yang ia ucapkan dan yakini selama ini memang terbukti. Allah memberi yang lebih baik.
            Ana langsung mengkonfirmasi pihak panitia IELSP mengenai nomor handphone nya yang baru setelah kehilangan kemarin. Setelah itu, Ana terus berdoa, berdoa, berdoa. Ia sangat ingin lolos IELSP. Siang itu, selesai Shalat Dzuhur di Masjid Al Hurriyah IPB, tiba-tiba handphone Ana berbunyi. Ia mendapat telepon dari panitia IELSP. Ana lolos beasiswa IELSP. Subhanallah…lagi-lagi nikmat Allah datang. Sujud syukur, ucapan Alhamdulillah ratusan kali, dan nazarnya telah ia lakukan setelah menerima kabar itu. Ana juga mengabari orang tua dan keluarganya atas keberhasilannya. Terdengar isak tangis haru Ibu Ana di ujung telepon itu. Alhamdulillah.
            Untuk pertama kalinya, Ana menaiki pesawat terbang. Istimewanya itu semua gratis. Yaps… target ke 87 tercapai. Naik pesawat dan ini menuju ke kota Toronto, Kanada.
            Subhanallah.. itulah kata pertama yang Ana ucapkan sesampai di Kanada. Saat itu musim gugur. Sesampai di rumah keluarga baru yang akan menampungnya selama Ana di Kanada, Ana tiba-tiba berlari menuju salah satu pohon, dan ia bersimpuh sambil mengucap syukur. Ia ambil satu dua lembar daun maple dan ia bawa daun itu, ia selipkan di buku catatannya. Ia telah berjanji pada sahabat-sahabat di kampungnya bahwa dia akan memberikan daun itu pada mereka. Janji itu terucap ketika Ana bersama teman-temannya di kampung melihat pesawat yang terbang di atas rumah dengan suara yang begitu khas, membuat mereka berani bermimpi untuk bisa menjadi salah satu dari orang beruntung yang bisa duduk di dalam pesawat itu, menuju ke Kanada, mengambil daun maple yang gugur, dan membawanya pulang, untuk dilaminating dan ditempel di meja belajar. Itulah mimpi Ana dan teman-temannya sewaktu kecil dan mimpi itu begitu rinci dan kini terbukti.  Inilah kekuatan mimpi. Tak sedikit yang menghujat, yang mengejek bahwa itu tidak mungkin,  itu mimpi orang gila. Begitulah perkataan mereka. Banyak dari mereka yang meragukannya, yang entah iri atau apa, mereka selalu saja mengganggu proses mencapai mimpi itu. Dan ketika mereka berbuat hal buruk itu Ana pun berkata dalam hatinya “Aku tidak punya waktu untuk mengurusi orang-orang yang membenciku karena aku terlalu sibuk mencintai orang-orang yang mencintaiku”.
            So, untuk teman-teman semua. Janganlah takut untuk bermimpi setinggi mungkin, jangan takut jatuh, selagi kita berusaha untuk mencapainya, kita tidak akan jatuh di jurang yang dalam yang akan membuat kita sakit. Melainkan jika kita jatuh pun kita akan jatuh di bintang-bintang yang indah itu. Percayalah bahwa tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini karena Allah Maha Segalanya. Nothing Impossible because Allah Can Do Everything.

                                                            ~Thank You~

Nama             : Ana Fitrotunnisa
Jurusan         : Matematika

Bogor Agricultural University

Comments

Popular posts from this blog

Nikmati saja

Favorite Page in 'My Dream Book'

Tentang Kamarku